Hubungan Antara Berat Badan Lebih Dengan Penyakit Refluks Gastroesofageal Di RSU Mitra Medika Tanjung Mulia Medan

Sri Dewi Br Siregar, Alisarjuni Padang, Mardhiah Mardhiah, Helfrida Situmorang

Abstract


Obesitas dan berat badan lebih masih menjadi faktor risiko dari berbagai jenis penyakit seperti diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, osteoartritis, dan penyakit refluks gastroesofageal (GERD). Penelitian ini dilakukan untuk mencari hubungan antara berat badan lebih dengan penyakit refluks gastroesofageal. Sebanyak 80 orang pasien Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Mitra Medika Tanjung Mulia Medan diikutkan dalam penelitian ini. Sampel diukur berat badannya dalam kilogram, dan tinggi badannya dalam meter, kemudian dicari Indeks Massa Tubuhnya (IMT) dengan cara membagi berat badan dengan tinggi badan kuadrat. Sampel juga diwawancarai menggunakan kuesioner GERD-Quest (GERD-Q). Selanjutnya data dikumpulkan, diolah, dan dianalisis menggunakan uji Chi-Square dengan aplikasi Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 21. 47 (58,75%) dari 80 sampel merupakan orang dengan IMT berat badan lebih dan 33 (41,25%) dengan IMT bukan berat badan lebih. 15 (18,75%) orang ditemukan memperoleh skor GERD-Q >8, yang terdiri dari 8 (53,3%) orang kategori berat badan lebih dan 7 (46,6%) orang bukan kategori berat badan lebih. Data tersebut dijadikan tabel 2x2 yang kemudian dilakukan uji Chi-Square. Diperoleh hasil beda proporsi sebesar 0,04 (p=0,45) dan rasio prevalen (PR) sebesar 0,34 dengan interval kepercayaan (IK) sebesar 0,22-2,51. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara IMT kategori berat badan lebih dengan GERD.


Keywords


IMT; Berat Badan Lebih; GERD

Full Text:

PDF

References


Hampel H, Abraham NS, El-Serag HB. MetaAnalysis: Obesity and the Risk for Gastroesophageal Reflux Disease and Its Complications. Annals of Internal Medicine; 2005; 143(3): 199-211.

Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kemenkes RI; 2013.h. 223-225.

Kouklakis G, Moschos J, Kountouras J, Mpouponaris A, Molyvas E, Minopoulos G. Relationship between Obesity and Gastroesophageal Reflux Disease as Recorded by 3-Hour Esophageal pH Monitoring. Romanian Journal of Gastroenterology; 2005; 14(2): 117-121.

Lelosutan SAR, Manan C, Busjra M Nur MS. The Role of Gastric Acidity and Lower Esophageal Sphincter Tone on Esophagitis among Dyspeptic Patients. The Indonesian Journal of Gastroenterology, Hepatology, and Digestive Endoscopy; 2001; 2(3): 6-11.

Ng M, dkk. Global, regional, and national prevalence of overweight and obesity in children and adults during 1980-2013: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2013. Lancet; 2014; 384(9945): 766–781.

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Revisi Konsensus Nasional Penatalaksanaan Penyakit Refluks Gastroesophageal (Gastroesophageal Reflux Disease/GERD) di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia; 2013.

Saputera MD, Budianto W. Diagnosis dan Tatalaksana Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) di Pusat Pelayanan Kesehatan Primer. CDK-252; 2017; 44(5): 329-332.

Vakil N, van Zanten SV, Kahrilas P, Dent J, Jones R, the Global Consensus Group. The Montreal definition and classification of gastroesophageal reflux disease: a global evidence-based consensus. Am J Gastroenterol; 2006; 101:1900-1920.

WHO Expert Consultation. Appropriate bodymass index for Asian populations and its implications for policy and intervention strategies. The Lancet; 2004; 363: 157-163.




DOI: https://doi.org/10.51849/ig.v4i3.235

Refbacks

  • There are currently no refbacks.