Dinamika Psychological Well-Being Remaja dari Orangtua yang Mengalami Perceraian

Angellita Livoniria Hulu, Charina Alemina Sitepu, Claudia Wisudayanti Silalahi, Giovani Santa Monika Butar Butar, Winida Marpaung, Rina Mirza

Abstract


Penelitian ini mengulas tentang Psychological Well-Being pada remaja yang berasal dari orangtua yang bercerai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih mendalam bagaimana gambaran dinamika Psychological Well-Being dan dampak perkembangan pada remaja yang berasal dari orangtua yang bercerai. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik yaitu wawancara dan observasi langsung. Proses pelaksanaannya dengan menerapkan metode inkuiri yaitu memberikan pertanyaan yang berbeda dengan arti yang sama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelima subjek memiliki kesejahteraan psikologis yang baik, dari 6 dimensi hanya beberapa dimensi yang menunjukkan kesejahteraan psikologis kelima subjek rendah. Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah orangtua yang memiliki keinginan untuk bercerai sebaiknya mempertimbangkan terlebih dahulu karena hal tersebut memiliki banyak dampak negatif terhadap orang lain terutama anak. Serta untuk orangtua yang sudah bercerai sebaiknya lebih memberikan waktu dan kasih sayang yang lebih kepada anak, serta menjalin komunikasi yang baik dengan anak karena hal tersebut dapat menumbuhkan kesejahteraan psikologis pada anak.


Keywords


Kesejahteraan Psikologis; Perceraian; Remaja

Full Text:

PDF

References


Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi penelitian kualitatif. Sukabumi: CV Jejak

Aris Munandar, Santi Esterlita Purnamasari, S. V. P. (2020). Psychological Well- Being Pada Keluarga Broken Home Psychological Well-Being in Broken Family. Insight: Jurnal Ilmiah Psikologi, 22(1), 1693–2552.

Cynthia, C., Riadi, F., Francesca, F., Ivosari, M., & Marpaung, W. (2021). Psychological well-being ditinjau dari gratitude pada orangtua dari anak penyandang talasemia di POPTI Bandung. Jurnal Penelitian Pendidikan, Psikologi dan Kesehatan (J-P3K), 2(1), 1-6.

Dewi, A. D. (2021). Family Psychological Well-Being Is Reviewed From Gender And Education Level. Jurnal Psikologi, 208-216.

Dihni, V. A. (2022, November 6). Kasus Perceraian di Indonesia Masih Marak, Ini Penyebabnya. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/06/21/kasus-perceraian- di-indonesia-masih-marak-ini-penyebabnya

Fuad, A., & Nugroho, K. S. (2014). Panduan praktis penelitian kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hadyani, I.A., Indriana, Y. (2017). Proses penerimaan diri terhadap perceraian orang tua (Sebuah studi kualitatif dengan pendekatan interpretative penomenological analysis). Jurnal Empato, 7(3), 303-312.

Hashi Setyo Riestyantomo, Poerwanti Hadi Pratiwi, M. S. (n.d.). Perilaku menyimpang remaja pada keluarga single parent (studi kasus desa bawukan, kecamatan kemalang, kabupaten klaten). 2–20.

Hurlock, E. B. (2003). Psikologi perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Irham, M. (2022, November 1). Kisah Hidup Kiesha Alvaro, Putra Pasha Ungu Korban Perceraian Orang Tua. Tribun-Timur.com: https://makassar.tribunnews.com/2022/11/06/kisah-hidup-kiesha-alvaro- putra-pasha-ungu-korban-perceraian-orang-tua.

Massa, N., Rahman, M., & Napu, Y. (2020). Dampak Keluarga Broken Home Tehadap Perilaku Sosial Anak. Jambura Journal of Community Empowerment, 2020, 1-12.

Mirza, R., & Sulistyaningsih, W. (2013). Cognitive behavioral therapy untuk meningkatkan regulasi emosi pada anak korban konflik Aceh. Psikologia: Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Psikologi, 8(2). https://doi.org/10.32734/psikologia.v8i2.2773

Mirza, R., Sitorus, T. Y., Sitorus, R. A., Retta, C. T., Tarigan, N. B., & Nurhayani, N. (2022). Bagaimana Gambaran Proses Regulasi Emosi Pada Anak Yatim. Psikostudia: Jurnal Psikologi, 11(4), 647-657.

Monks, F.J & Knoers, A.M.P. (1999). Psikologi Perkembangan : Pengantar dalam Berbagai Bagiannya (cetakan ke-12). Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Nugrahani, F., & Hum, M. (2014). Metode penelitian kualitatif. Solo: Cakra Books. Prameswari, S. A., & Muhid, A. (2022). Dukungan sosial untuk meningkatkan psychological well being anak broken home : literature riview. Jurnal psimawa, 5(1), 1-9.

Rukin. (2019). Metodologi Penelitian Kualitatif. Takalar: Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia.

Ryff, C. D. (2008). Know Thyself and Becoming What You Are: A Eudaimonic Approach to Psychological Well-Being. Journal of Happiness Studies, 9, 13-39.

Sari, R. P. (2020, June 11). Masih Trauma, Aurel Hermansyah Sebut Perceraian Orangtua Jadi Momen Terberat. https://www.kompas.com/hype/read/2020/06/11/132650766/masih- trauma-aurel-hermansyah-sebut-perceraian-orangtua-jadi-momen-terberat

Stefani Dipayanti, & Lisya Chairani. (2012). Locus Of Control dan Resiliensi Pada Remaja Yang Orang Tuanya Bercerai. Jurnal Psikologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 8(Juni), 15–20.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Sundari, A. R., & Herdajani, F. (2013). Dampak fatherless terhadap perkembangan psikologis anak. Prosiding seminar nasional parenting, 256-271.

Syafhendry, D. (2017). Psychologycal Well-Being Of Riau Malay WomanWorking Across Different Organizations. International Journal Of Control Theory and Apllications, 10(35), 140-145.

Wenar, C. &. (2006). Developmental psychopathology: From infancy through adolescence (5th Ed.). London: McGraw-Hill.

Widyannimah, Z. (2019). Psychological Well Being Pada Remaja Broken Home Di Panti Asuhan Aisyiyah Bontang. Jurnal mahasiswa psikologi, 149-158.




DOI: https://doi.org/10.51849/sl.v4i1.201

Refbacks

  • There are currently no refbacks.